Masih ingatkah apa yang Anda lakukan dulu di rumah orang tua Anda untuk mengisi family time? Di sore hari ketika ayah pulang dari kerja Anda akan berkumpul untuk menonton tv bersama, kemudian makan malam dengan seluruh anggota keluarga. Gambaran seperti itu hampir selalu sama di setiap rumah. Tapi seiring dengan perkembangan teknologi, banyak hal-hal yang merubah kebiasaan keluarga seperti di atas.
Kecanggihan teknologi dipercaya berefek sangat besar pada seseorang, secara keseluruhan dan merubah pola hidup dan lingkungan sekitarnya, termasuk dalam keluarga. Anak-anak masa kini telah memiliki handphone, video games, perangkat komputernya sendiri, smart tablet atau gadget canggih lainnya yang diberikan oleh orang tuanya. Tak dapat disangkal gadget tersebut benar-benar menyita perhatian mereka. Sedangkan orang tuanya sendiri terkadang tidak terlalu memahami gadget yang mereka berikan pada anaknya. Pada akhirnya kontrol orang tua luput terhadap anak yang terikat pada gadget-nya.
Tak hanya anak-anak itu saja yang tak bisa lepas dari gadget-nya. Banyak orang tua yang tak dapat berhenti chatting dengan smartphone, entah itu ketika mereka sedang makan malam di restauran, atau sibuk memotret momen dan mengunggahnya ke facebook kemudian menjadi sibuk membalas komentar-komentar yang berdatangan.
Banyak orang tua yang mengeluh tentang ketiadaan family time karena anaknya lebih suka menghabiskan waktu di dalam kamar sibuk dengan gadget-nya, namun orang tuanya sendiri pun tidak memberi contoh yang pantas. Sebaiknya para orang tua tahu “when enough is enough”.
Kecanggihan teknologi dipercaya berefek sangat besar pada seseorang, secara keseluruhan dan merubah pola hidup dan lingkungan sekitarnya, termasuk dalam keluarga. Anak-anak masa kini telah memiliki handphone, video games, perangkat komputernya sendiri, smart tablet atau gadget canggih lainnya yang diberikan oleh orang tuanya. Tak dapat disangkal gadget tersebut benar-benar menyita perhatian mereka. Sedangkan orang tuanya sendiri terkadang tidak terlalu memahami gadget yang mereka berikan pada anaknya. Pada akhirnya kontrol orang tua luput terhadap anak yang terikat pada gadget-nya.
Tak hanya anak-anak itu saja yang tak bisa lepas dari gadget-nya. Banyak orang tua yang tak dapat berhenti chatting dengan smartphone, entah itu ketika mereka sedang makan malam di restauran, atau sibuk memotret momen dan mengunggahnya ke facebook kemudian menjadi sibuk membalas komentar-komentar yang berdatangan.
Banyak orang tua yang mengeluh tentang ketiadaan family time karena anaknya lebih suka menghabiskan waktu di dalam kamar sibuk dengan gadget-nya, namun orang tuanya sendiri pun tidak memberi contoh yang pantas. Sebaiknya para orang tua tahu “when enough is enough”.
Komentar
Posting Komentar